Selama
ini banyak yang mengira berdakwah adalah hanya dilakukan dari mimbar ke mimbar
yang hanya dilakukan para ulama dan pembesar agama yang sering disebut dengan
ceramah. Mereka yang mendefinisikan hal tersebut adalah mereka yang belum
mengenal arti dakwah sesungguhnya. Kita sebagai calon para pendakwah harus bisa
meluruskan pengertian dakwah sesungguhnya, sehingga tidak ada lagi yang salah
mengartikan kata tersebut.
Berdakwah
adalah memberi informasi dan mengajak masyarakat kepada kebaikan. Berdakwah
tidak hanya dilakukan di atas mimbar saja, akan tetapi berdakwah juga dapat
dilakukan melalui media, selain itu berdakwah juga dapat dilakukan melalui
perbuatan atau tingkah laku. Melalui media, kita dapat memberi informasi dalam
bentuk tulisan, gambar, suara, video maupun film yang memberikan contoh hal-hal
kebaikan dalam kehidupan bemasyarakat. Melalui perbuatan atau tingkah laku
adalah dengan memberikan contoh-contoh perilaku yang baik, seperti rajin
sholat, rajin mengaji, bersedekah dan lain sebagainya. Jika ada yang mengikuti
tingkah laku kita yang seperti itu, secara tidak langsung kita sudah melakukan
dakwah, karena kita sudah melakukan kebaikan sampai ada yang mengikuti
perbuatan kita tersebut. Sebagai calon para pendakwah kita harus memiliki
wawasan yang luas dalam pengetahuan agama maupun umum, agar kita dapat memberi
informasi dan mempengaruhi hal yang positif kepada masyarakat. Dalam
menyampaikan informasi, kita harus menguasai materi yang kita sampaikan
sehingga informasi tersebut dapat diterima dan tidak ada keraguan dalam hati
mereka untuk mengikuti ajakan kita.
Selain
memiliki wawasan yang luas, sebagai pendakwah sikap dan penampilan kita juga
harus meyakinkan. Tidak mungkin sekali seorang pendakwah, berpenampilan
urak-urakan, bersikap kasar, sombong, dan masih banyak lagi perilaku negatif
lainnya. Karena apa? Karena tidak akan ada masyarakat yang mempercayai
pendakwah yang seperti itu. Jangankan mengikutinya, informasi yang disampaikan
pun mungkin tidak mereka dengarkan. Sebagai pendakwah seharusnya kita memiliki
sikap yang sesuai dengan apa yang kita sampaikan kepada masyarakat. Kita tidak
inginkan disebut sebagai pendakwah munafik? Untuk itu kita harus mampu dengan
tuntutan untuk menerapkan apa yang kita sampaikan.
Sebagai
pendakwah, kita juga harus siap mental dan fisik untuk menghadapi hambatan atau
rintangan yang ada. Untuk menghadapi hambatan tersebut, kita terlebih dahulu
harus mengenal hambatan-hambatan yang ada. Hambatan saat berdakwah bisa berasal
dari masyarakat, bisa juga berasal dari kita sendiri. Hambatan yang berasal
dari masyarakat adalah ketika informasi yang kita sampaikan bertentangan dengan
kebiasaan mereka. Kebanyakan dari mereka pasti akan menolak informasi ajakan
kita tersebut dengan mentah-mentah., biasanya itu terjadi disebabkan rasa benci
di hati mereka. Jika hal itu terjadi, jangankan mendengar apa yang kita sampaikan,
melihat kita pun mereka tak mau. Atau bahkan mereka tak segan untuk melukai
kita, hal tersebut bisa terjadi biasanya disebabkan pikiran mereka yang
beranggapan kedatangan kita adalah sebuah kekacauan yang ingin mengubah
kebudayaan mereka yang sudah diwarisi oleh nenek moyang mereka. Itulah
pentingnya wawasan yang luas agar kita dapat menyampaikan informasi yang
meyakinkan sehingga dapat diterima dan tidak membuat mereka tersinggung atau
bahkan benci kepada kita. Untuk menyikapi sikap masyarakat tersebut kita harus
bisa mengusai suasana atau keadaan, kita tidak dianjurkan menggunakan
kekerasan. Akan tetapi sebaliknya, kita dianjurkan bersikap lemah lembut serta
sabar dan tidak mudah berputus asa, kita juga harus memiliki jiwa yang berani
menghadapi perilaku mereka yang menentang sehingga informasi yang disampaikan
dapat diterima dan tidak membuat mereka tersinggung atau bahkan benci kepada
kita. Selain wawasan yang luas, pendakwah juga harus memiliki cara-cara atau
trik dalam penyampaian dakwah, sehingga apa yang kita sampaikan menarik dan
bisa diterima. Cara-cara dan trik tersebut dapat kita sampaikan dengan
menggunakan tata bahasa yang santun, logis, dan mudah dimengerti oleh
masyarakat.
Selain
hambatan dari masyarakat, kita juga sering mengalami hambatan dari diri kita
sendiri. Hambatan tersebut dapat berupa belum kesiapan dari diri kita untuk
mengikuti apa yang telah kita sampaikan kepada masyarakat. Karena, ketika
menyampaikan sesuatu kebaikan kepada orang lain, kita juga dituntut untuk
mengikuti atau menjalankan apa yang telah kita sampaikan. Hambatan lain yang
juga biasa terjadi kepada jiwa pendakwah adalah masalah dalam berbicara, karena
tidak semua pendakwah dapat berbicara dengan lancar di depan umum. Namun,
sebagai pendakwah kita dituntut dapat berbicara di depan umum dalam
menyampaikan informasi. Bagi kita yang masih belum mampu berbicara dengan
lancar dan baik di depan umum, hal
tersebut masih bisa di atasi dengan membuat karangan seperti tulisan, gambar,
video, atau film yang dapat memberi contoh tauladan dalam kehidupan
bermasyarakat. Akan tetapi, akan lebih baik lagi jika seorang pendakwah dapat
menguasai semua media dalam penyampain informasi. Tidak hanya dapat
berkomunikasi depan umum yang dibutuhkan, tetapi keterampilan dalam menguasai
semua media yang mendukung dalam berdakwah itu akan lebih baik. Apalagi di
zaman sekarang, kita harus bisa menguasai imtak dan iptek sebagai pendukung
dalam kita berdakwah. Semoga kita dapat menjadi pendakwah yang baik, yang
berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadits. Menyerukan kepada kebaikan,
mencegah akan kemunkaran.
No comments:
Post a Comment