A.
PENDAHULUAN
Ilmu
komunikasi pada hakikatnya adalah ilmu tentng mengirim dan menerima pesan baik
dengan lisan, tulisan maupun dengan anggota tubuh.
Di
hari ke-120, unsur jasad dan ruh berpadu dalam diri manusia kecil yang sedang
tumbuh dalam rahim ibunya itu sudah mulai mampu berkomunikasi dengan alam di
luar rahim. Alat komunikasi yang paling pertama berfungsi diisyaratkan oleh
Al-Qur’an adalah pendengaran, kemudian penglihatan, dan baru fu’ad (hati).
Bayi
akan menambah kosa katanya ketika sudah lahir di dunia dengan perantara
penglihatannya. Dia akan selalu penasaran melihat objek yang baru, lalu
bertanya kepada orang yang terdekat dengannya apa nama objek tersebut. Semakin
banyak objek yang dilihat semakin bertambah kosa katanya dan semakin lancer dia
membangun komunikasi dengan ibu, bapak, dan orang-orang di sekitarnya. Tetapi
sebaliknya, makin sedikit yang dilihat, maka sedikit kosa kata yang dia miliki
dan akan sulit baginya untuk berkomunikasi dengan orang lain.
B.
KONSEP DASAR
1.
Komunikasi Ada Sejak Manusia Ada
Usia
komunikasi berbanding lurus dengan usia manusia. Berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadits, Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi ini.
Allah sudah meyiapkan perangkat-perangkat komunikasi untuk Adam sejak awal
keberadaannya. Perangkat-perangkat tersebut adalah lidah dan segala yang
mendukungnya, pendengaran, penglihatan dan hati.
Setelah
perangkat komunikasi berupa lisan, pendengaran, penglihatan dan fu’ad (hati)
semuana sudah siap dan berfungsi, maka Allah swt. mulai berkomunikasi dengan
Adam. Komunikasi pertama adalah saat Allah mengajarkan kepadanya seluruh asma’
(kosa kata). Lalu setelah itu, Adam diperintahkan oleh Allah untuk mengajarkan
kepada para malaikat kosa kata yang telah diajarkan kepadanya.
Ketika
pesan yang akan dikomunikasikan berupa kosa kata sudah diajarkan kepada Adam
dan kepada para malaikat, maka Allah menciptakan Hawwa sebagai pasangan hidup
dan teman Adam untuk berkomunikasi.
Selain
adam dan Hawwa, ada makhluk lain yang juga diciptakan oleh Allah dan memiliki
pengaruh besar terhadap masa depan kehidupan manusia, baik maupun buruknya,
makhluk itu adalah Malaikat dan Iblis. Dua jenis makhluk ini memang secara
fisik tidak bisa dilihat oleh manusia, tetapi memiliki peran cukup signifikan
dalam kehidupan manusia. Cara yang mereka lakukan adaah masuk ke dalam hati
manusia. Malaikat berkomunikasi dengan manusia dengan cara memerintahkan yang
baik, sedangkan iblis atau syetan membisikkan kejahatan.
2.
Komunikasi Terkait dengan Pandangan Islam Terhadap Manusia
Dalam
pandangan Islam, manusia adalah makhluk empat dimensi: sebagai makhluk Allah,
sebagai diri sendiri, sebagai makhluk yang hidup dengan sesama, dan sebagai
makhluk yang hidup di alam semesta.
a.
Sebagai
makhluk Allah, manusia memiliki ketergantungan dengan Penciptanya, harus
mengabdi dan melaksanakan segala perintah-Nya.
b.
Sebagai
diri sendiri (nafs), manusia adalah makhluk yang memiliki dua dimensi, baik dan
jahat, dan mereka bergulat dengan kekuatan ini. Dimensi baik didukung oleh
malaikat dan dimensi jahat dibisikkan oleh iblis atau syetan.
c.
Sebagai
makhluk sosial manusia tidak mungkin hidup menyendiri dan memisahan diri dari
komunitasnya.
d.
Manusia
tidak bisa mengelak untuk berinteraksi dengan makhluk selain manusia yang ada
di muka bumi.
Empat
dimensi di atas melahirkan empat jenis komunikasi, yaitu komunikasi kepada
Allah, komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi dengan sesama manusia, dan
komunikasi dengan alam di sekitarnya.
3.
Komukasi adalah Kebutuhan Dasar Hidup Manusia
Maslow
mengatakan dalam bukunya “Motivation and Personality”, bahwa manusia
memiliki lima kebutuhan yang berjenjang. Lima jenjang kebutuhan pokok manusia
manurut beliau adalah:
a.
Kebutuhan
mempertahankan hidup (Physiological Needs), yaitu kebutuhan sandang,
pangan, dan papan.
b.
Kebutuhan
rasa aman (Safety Needs), yaitu kebutuhan akan keamanan jiwa, keamanan
harta, perlakuan adil, pensiun, dan jaminan hari tua.
c.
Kebutuhan
sosial (Social Needs) yaitu kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang
lain, kebutuhan akan maju dan tidak gagal, kekuatan ikut serta.
d.
Kebutuhan
akan penghargaan/prestise (Esteem Needs), semakin tinggi status, semakin
tinggi pula prestisenya. Misalnya tingkat Komando, obil mercy, kamar kerja yang
fuul AC, dan lain-lain.
e.
Kebutuhan
mempertinggi kapasitas kerja (Self Actualization), yaitu keinginan
mengembangkan kapasitas mental dan kapasits kerja, melalui seminar, konferensi,
pendidikan akedemis, dan lain-lain.
Jauh
sebelum Maslow, dalam literatur klasik, seorang intelektual muslim, Imam Abu
Ishaq al-Syatibi membagi kebutuhan manusia dalam tiga kategori, yaitu:
dharuriyyat, hajiyyat, dan tahsiniyyat.
Dharuriyyat
adalah hal-hal mendasar yang harus ada pada setiap manusia yang membuat hidup
inibisa berlangsung, baik mneyangkut kemaslahatan dunia maupun agama. Hal-hal
yang masuk kategori dharuriyyat ada lima, yaitu: kebutuhan akan hidup beragama,
kebutuhan untuk menjaga diri, kebutuhan untuk menjaga akal, kebutuhan untuk
menjaga keturunan dan kebutuhan terhadap harta.
Hajiyyat
adalah kbutuhan manusia agar hidupnlebih mudah. Lebih lapang sesuai dengan
kebutuhan standar, tidak membuat seseorang menjadi susah tetapi tidak termasuk
dalam kategori mewah.
Tahsiniyyat
atau takmili adalah kebutuhan yag terkait dengan kenyamanan seerti makan dengan
kualitas yang baik, minuman lezat, tnggal di perumahan yang mewah, kamar yang
luas, ruang yang lega, dan semisalnya.
Ibnu
Khaldun membagi kebutuhan manusia hanya dalam dua kategori besar, yaitu
kebutuhan pokok dan kebutuhan pelengkap. Beliau menyebutnya ma’asyan dan
riyasyan. Ma’asyan adalah kebutuhan tingkat dharuriyyat dan hajiyyat.
Sedangkan riyasyan terkait dengan kebutuhan tambahan, di luar dharuriyyat dan
hajiyyat.
4.
Komunikasi adalah Wujud dari Kasih Sayang Allah Terhadap Manusia
Di
antara bentuk rahmat dan wujud kasih sayang Allah kepada seluruh manusia adalah
kemampuan berkomunikasi dengan sesama dengan berbagai macam bahsa. Dengan
komunikasi manusia mampu menjalin kasih.
Allah
menyebut komunikasi dengan istilah ‘bayan’, yang artinya kemampuan menyampaikan
sesuatu dengan jelas. Sebaliknya komunikasi yang tidak tebangun dengan baik
bisa menimbulkan banyak permasalahan dalam hidup.
Salah
satu dari bentuk realisai kasih saying-Nya kepada hamba-Nya dalam komunikasi
adalah dengan memebrikan kesempatan bertaubat dan mengevaluasi diri setiap hari
selama dua puluh empat jam non stop.
Bentuk
kasih sayang lainnya Allah lewat Rasul-Nya adalah dengan melarang manusia untuk
tidak saling berkomunikasi lebih dari tiga hari jika didasarkan atas alasan
kebencian. Dalam Islam, perbuatan tidak menegur sesama selama tiga hari atas
dasar kebencian hukumnya haram.
5.
Komunikasi Bertujuan untuk Saling Mengenal Antar Manusia buat
Mewujudkan Semangat Taqwa
Manusia
diciptakan oleh Allah dengan berbagai macam latar belakang, baik bahasa, adat,
suku, bangsa dan agama. Maksud dari keberagaman itu adalah agar manusia saling
ta’aruf atau saling mengenal.
Di
antara manfaat ta’aruf juga adalah agar hubungan nasab tidak terputus dan agar
ikatan kekeluargaan menguat. Menguatnya hubungan kekeluargaan berdampak positif
buat kehidupan kita.
Menurut
ajaran Islam, ta’aruf tidak sekedar untuk menghubungkan antar manusia, baik
yang memiliki hubungan nasab atau tidak, tetapi juga bertujuan untuk menebarkan
nilai positif kepada setiap orang yang berkenalan dengan kita.
Berdasarkan
prinsip ini, maka menjadi kewajiban media Islam baik cetak maupun elektronik
untuk memproduksi siaran atau berita yang menggesa pemirsa atau pembacanya
untuk mencintai nilai-nilai ketaqwaan.
6.
Komunikasi Bertujuan untuk Menebar Semangat Silm (Kedamaian dan
Kenyamanan)
Dalam
perspekstif Islam, akhir dari proses komunikasi adalah mengantarkan manusia
untuk merasakan kehidupan yang damai dan nyaman.
Semangat
silm inilah yang bisa mengantarkan Islam mampu merealisasikan cita-citanya
untuk menjadi rahmatan lil’alamin. Sedangkan saling merendahkan, memfitnah
orang, melakukan adu domba serta berbagai perbuatan negatif lainnya tidak
sejalan dengan semangat dasar Komunikasi Islam.
7.
Komunikasi adalah Paket
Dalam
ajaran Islam, pesan yang diucapkan oleh lisan atau ang digoreskan oleh pena
atau yang diisyaratkan oleh anggota tubuh merupakan terjemahan dari keinginan
hati. Lisan atau goresan pena atau gerak tubuh adalah juru bicara dari hati.
Hati yang berkehendak diungkapkan oleh lisan dan dilakukan oleh anggota tubuh.
Ketika
hati bersedih, lisan normalnya tidak kuasa untuk tidak mengungkapkan rasa, lalu
diikuti oleh mata yang berbinar dan akhirnya menangis. Karena sumber pesan dan
sumber kehendak adalah hati, maka pesan yang dikeluarkan oleh lisan atau
tulisan merupakan kehendak hati.
8.
Komunikasi Memiliki Efek Dunia dan Akhirat
Komunikasi
antar manusia merupakan aktivitas menyampaikan dan menerima pesan dari dan
kepada orang lain. Saat berlangsung komunikasi, proses pengaruh mempengaruhi
terjadi. Di samping itu, komunikasi juga bertujuan untuk saling mengenal,
berhubungan, bermain, saling membantu, berbagi informasi, mengembangkan gagsan,
memcahkan masalah meningkatkan produktivitas, membangkitkan semangat kerja,
meyakinkan, menghibur, mengukuhkan status, membu=ius, dan menciptakan rasa
persatuan.
Di
samping tujuan beik tersebut, komunikasi juga dapat dipakai untuk saling
mendomba, melemahkan semangat, meruntuhkan status, membuat orang sedih, dan membuat
orang terjerumus ke dunia hitam.
Karena
besarnya pengaruh komunikasi di tas, maka kita perlu berpikir sebelum
berkomunikasi, apakah membawa dampak positif atau negatif terhadap diri kita
dan orang lain.
No comments:
Post a Comment