Monday, July 6, 2015

BEBERAPA KONSEP DASAR KOMUNIKASI ISLAM




A.      PENDAHULUAN
Ilmu komunikasi pada hakikatnya adalah ilmu tentng mengirim dan menerima pesan baik dengan lisan, tulisan maupun dengan anggota tubuh.
Di hari ke-120, unsur jasad dan ruh berpadu dalam diri manusia kecil yang sedang tumbuh dalam rahim ibunya itu sudah mulai mampu berkomunikasi dengan alam di luar rahim. Alat komunikasi yang paling pertama berfungsi diisyaratkan oleh Al-Qur’an adalah pendengaran, kemudian penglihatan, dan baru fu’ad (hati).

Bayi akan menambah kosa katanya ketika sudah lahir di dunia dengan perantara penglihatannya. Dia akan selalu penasaran melihat objek yang baru, lalu bertanya kepada orang yang terdekat dengannya apa nama objek tersebut. Semakin banyak objek yang dilihat semakin bertambah kosa katanya dan semakin lancer dia membangun komunikasi dengan ibu, bapak, dan orang-orang di sekitarnya. Tetapi sebaliknya, makin sedikit yang dilihat, maka sedikit kosa kata yang dia miliki dan akan sulit baginya untuk berkomunikasi dengan orang lain.

B.       KONSEP DASAR
1.         Komunikasi Ada Sejak Manusia Ada
Usia komunikasi berbanding lurus dengan usia manusia. Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi ini. Allah sudah meyiapkan perangkat-perangkat komunikasi untuk Adam sejak awal keberadaannya. Perangkat-perangkat tersebut adalah lidah dan segala yang mendukungnya, pendengaran, penglihatan dan hati.
Setelah perangkat komunikasi berupa lisan, pendengaran, penglihatan dan fu’ad (hati) semuana sudah siap dan berfungsi, maka Allah swt. mulai berkomunikasi dengan Adam. Komunikasi pertama adalah saat Allah mengajarkan kepadanya seluruh asma’ (kosa kata). Lalu setelah itu, Adam diperintahkan oleh Allah untuk mengajarkan kepada para malaikat kosa kata yang telah diajarkan kepadanya.
Ketika pesan yang akan dikomunikasikan berupa kosa kata sudah diajarkan kepada Adam dan kepada para malaikat, maka Allah menciptakan Hawwa sebagai pasangan hidup dan teman Adam untuk berkomunikasi.
Selain adam dan Hawwa, ada makhluk lain yang juga diciptakan oleh Allah dan memiliki pengaruh besar terhadap masa depan kehidupan manusia, baik maupun buruknya, makhluk itu adalah Malaikat dan Iblis. Dua jenis makhluk ini memang secara fisik tidak bisa dilihat oleh manusia, tetapi memiliki peran cukup signifikan dalam kehidupan manusia. Cara yang mereka lakukan adaah masuk ke dalam hati manusia. Malaikat berkomunikasi dengan manusia dengan cara memerintahkan yang baik, sedangkan iblis atau syetan membisikkan kejahatan.

2.         Komunikasi Terkait dengan Pandangan Islam Terhadap Manusia
Dalam pandangan Islam, manusia adalah makhluk empat dimensi: sebagai makhluk Allah, sebagai diri sendiri, sebagai makhluk yang hidup dengan sesama, dan sebagai makhluk yang hidup di alam semesta.
a.         Sebagai makhluk Allah, manusia memiliki ketergantungan dengan Penciptanya, harus mengabdi dan melaksanakan segala perintah-Nya.
b.         Sebagai diri sendiri (nafs), manusia adalah makhluk yang memiliki dua dimensi, baik dan jahat, dan mereka bergulat dengan kekuatan ini. Dimensi baik didukung oleh malaikat dan dimensi jahat dibisikkan oleh iblis atau syetan.
c.         Sebagai makhluk sosial manusia tidak mungkin hidup menyendiri dan memisahan diri dari komunitasnya.
d.        Manusia tidak bisa mengelak untuk berinteraksi dengan makhluk selain manusia yang ada di muka bumi.
Empat dimensi di atas melahirkan empat jenis komunikasi, yaitu komunikasi kepada Allah, komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi dengan sesama manusia, dan komunikasi dengan alam di sekitarnya.
3.        Komukasi adalah Kebutuhan Dasar Hidup Manusia
Maslow mengatakan dalam bukunya “Motivation and Personality”, bahwa manusia memiliki lima kebutuhan yang berjenjang. Lima jenjang kebutuhan pokok manusia manurut beliau adalah:
a.         Kebutuhan mempertahankan hidup (Physiological Needs), yaitu kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
b.         Kebutuhan rasa aman (Safety Needs), yaitu kebutuhan akan keamanan jiwa, keamanan harta, perlakuan adil, pensiun, dan jaminan hari tua.
c.         Kebutuhan sosial (Social Needs) yaitu kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, kebutuhan akan maju dan tidak gagal, kekuatan ikut serta.
d.        Kebutuhan akan penghargaan/prestise (Esteem Needs), semakin tinggi status, semakin tinggi pula prestisenya. Misalnya tingkat Komando, obil mercy, kamar kerja yang fuul AC, dan lain-lain.
e.         Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (Self Actualization), yaitu keinginan mengembangkan kapasitas mental dan kapasits kerja, melalui seminar, konferensi, pendidikan akedemis, dan lain-lain.
Jauh sebelum Maslow, dalam literatur klasik, seorang intelektual muslim, Imam Abu Ishaq al-Syatibi membagi kebutuhan manusia dalam tiga kategori, yaitu: dharuriyyat, hajiyyat, dan tahsiniyyat.
Dharuriyyat adalah hal-hal mendasar yang harus ada pada setiap manusia yang membuat hidup inibisa berlangsung, baik mneyangkut kemaslahatan dunia maupun agama. Hal-hal yang masuk kategori dharuriyyat ada lima, yaitu: kebutuhan akan hidup beragama, kebutuhan untuk menjaga diri, kebutuhan untuk menjaga akal, kebutuhan untuk menjaga keturunan dan kebutuhan terhadap harta.
Hajiyyat adalah kbutuhan manusia agar hidupnlebih mudah. Lebih lapang sesuai dengan kebutuhan standar, tidak membuat seseorang menjadi susah tetapi tidak termasuk dalam kategori mewah.
Tahsiniyyat atau takmili adalah kebutuhan yag terkait dengan kenyamanan seerti makan dengan kualitas yang baik, minuman lezat, tnggal di perumahan yang mewah, kamar yang luas, ruang yang lega, dan semisalnya.
Ibnu Khaldun membagi kebutuhan manusia hanya dalam dua kategori besar, yaitu kebutuhan pokok dan kebutuhan pelengkap. Beliau menyebutnya ma’asyan dan riyasyan. Ma’asyan adalah kebutuhan tingkat dharuriyyat dan hajiyyat. Sedangkan riyasyan terkait dengan kebutuhan tambahan, di luar dharuriyyat dan hajiyyat.

4.         Komunikasi adalah Wujud dari Kasih Sayang Allah Terhadap Manusia
Di antara bentuk rahmat dan wujud kasih sayang Allah kepada seluruh manusia adalah kemampuan berkomunikasi dengan sesama dengan berbagai macam bahsa. Dengan komunikasi manusia mampu menjalin kasih.
Allah menyebut komunikasi dengan istilah ‘bayan’, yang artinya kemampuan menyampaikan sesuatu dengan jelas. Sebaliknya komunikasi yang tidak tebangun dengan baik bisa menimbulkan banyak permasalahan dalam hidup.
Salah satu dari bentuk realisai kasih saying-Nya kepada hamba-Nya dalam komunikasi adalah dengan memebrikan kesempatan bertaubat dan mengevaluasi diri setiap hari selama dua puluh empat jam non stop.
Bentuk kasih sayang lainnya Allah lewat Rasul-Nya adalah dengan melarang manusia untuk tidak saling berkomunikasi lebih dari tiga hari jika didasarkan atas alasan kebencian. Dalam Islam, perbuatan tidak menegur sesama selama tiga hari atas dasar kebencian hukumnya haram.

5.        Komunikasi Bertujuan untuk Saling Mengenal Antar Manusia buat Mewujudkan Semangat Taqwa
Manusia diciptakan oleh Allah dengan berbagai macam latar belakang, baik bahasa, adat, suku, bangsa dan agama. Maksud dari keberagaman itu adalah agar manusia saling ta’aruf atau saling mengenal.
Di antara manfaat ta’aruf juga adalah agar hubungan nasab tidak terputus dan agar ikatan kekeluargaan menguat. Menguatnya hubungan kekeluargaan berdampak positif buat kehidupan kita.
Menurut ajaran Islam, ta’aruf tidak sekedar untuk menghubungkan antar manusia, baik yang memiliki hubungan nasab atau tidak, tetapi juga bertujuan untuk menebarkan nilai positif kepada setiap orang yang berkenalan dengan kita.
Berdasarkan prinsip ini, maka menjadi kewajiban media Islam baik cetak maupun elektronik untuk memproduksi siaran atau berita yang menggesa pemirsa atau pembacanya untuk mencintai nilai-nilai ketaqwaan.

6.        Komunikasi Bertujuan untuk Menebar Semangat Silm (Kedamaian dan Kenyamanan)
Dalam perspekstif Islam, akhir dari proses komunikasi adalah mengantarkan manusia untuk merasakan kehidupan yang damai dan nyaman.
Semangat silm inilah yang bisa mengantarkan Islam mampu merealisasikan cita-citanya untuk menjadi rahmatan lil’alamin. Sedangkan saling merendahkan, memfitnah orang, melakukan adu domba serta berbagai perbuatan negatif lainnya tidak sejalan dengan semangat dasar Komunikasi Islam.

7.        Komunikasi adalah Paket
Dalam ajaran Islam, pesan yang diucapkan oleh lisan atau ang digoreskan oleh pena atau yang diisyaratkan oleh anggota tubuh merupakan terjemahan dari keinginan hati. Lisan atau goresan pena atau gerak tubuh adalah juru bicara dari hati. Hati yang berkehendak diungkapkan oleh lisan dan dilakukan oleh anggota tubuh.
Ketika hati bersedih, lisan normalnya tidak kuasa untuk tidak mengungkapkan rasa, lalu diikuti oleh mata yang berbinar dan akhirnya menangis. Karena sumber pesan dan sumber kehendak adalah hati, maka pesan yang dikeluarkan oleh lisan atau tulisan merupakan kehendak hati.
8.         Komunikasi Memiliki Efek Dunia dan Akhirat
Komunikasi antar manusia merupakan aktivitas menyampaikan dan menerima pesan dari dan kepada orang lain. Saat berlangsung komunikasi, proses pengaruh mempengaruhi terjadi. Di samping itu, komunikasi juga bertujuan untuk saling mengenal, berhubungan, bermain, saling membantu, berbagi informasi, mengembangkan gagsan, memcahkan masalah meningkatkan produktivitas, membangkitkan semangat kerja, meyakinkan, menghibur, mengukuhkan status, membu=ius, dan menciptakan rasa persatuan.
Di samping tujuan beik tersebut, komunikasi juga dapat dipakai untuk saling mendomba, melemahkan semangat, meruntuhkan status, membuat orang sedih, dan membuat orang terjerumus ke dunia hitam.
Karena besarnya pengaruh komunikasi di tas, maka kita perlu berpikir sebelum berkomunikasi, apakah membawa dampak positif atau negatif terhadap diri kita dan orang lain.

No comments:

Post a Comment